BandarQ
BandarQ

Tuesday, September 10, 2019

KEPERJAKAANKU HILANG DI RENGGUT DOSEN

0 comments

CERITA DEWASA - Aku lahir dari keluarga sederhana membuatku menjadi anak yang bisa di katakan pemalu. Kejadian ini terjadi sewaktu aku masih kuliah. Karena pada dasarnya aku adalah tipe orang pemalu, maka jarang sekali mempunyai kawan perempuan, awal ceritanya begini sewaktu ujian tengah semesteran ,dosen pengampuku minta tolong untuk datang kerumahnya selesai perkuliahan karena dia akan keluar kota.
Pada hari yang sudah ditentukan, aku pun datang ke rumahnya sekitar jam 7 malam. Sewaktu itu rumahnya hanya ada pembantu (yang juga masih muda dan cantik). Suaminya ketika itu belum pulang dari rapat di puncak. Sewaktu aku membuka pintu rumahnya, aku sedikit terbelalak karena dia memakai gaun tidur yang tipis, Sehingga terlihat payudara yang menyumbul keluar. Sewaktu aku perhatikan, dia ternyata tak memakai BH. Terlihat waktu itu payudaranya yang masih tegak berdiri, tak turun. Putingnya juga terlihat besar dan kemerahan, sepertinya memiliki ukuran sekitar 36B.
Sewaktu aku sedang memperhatikan Dosen aku itu, aku kepergok oleh pembantunya yang ternyata dari tadi juga memperhatikan aku. Seketika itu juga aku menjadi gugup, namun kemudian pembantu itu malah mengedipkan matanya padaku, dan dengan segera selanjutnya ia memberikan minuman padaku. Sewaktu ia memberi minum, belahan dadanya jadi terlihat (karena pakaiannya ketat), dan sama seperti dosen aku ukurannya juga besar. Kemudian dosenku yang sudah duduk di depan aku berkata, (mungkin karena aku melihat belahan dada pembantu itu)
“Kamu pingin nyusu juga ya sama payudara yang sintal..?”
Aku pun tergagap dan menjawab,
“Ah… enggak kok Bu..!” Lalu dia bilang,
“Nggak papa kok kalo kamu pingin.., Ibu juga bersedia nyusuin kamu.” Mungkin karena ia aku anggap bercanda, aku bilang saja,
“Oh.., boleh juga tuh Bu..!” Tanpa diduga, ia pun mengajak aku masuk ke ruang kerjanya. Sewaktu kami masuk, ia berkata,
“Ron, tolong liatin ada apaan sih nih di punggung Ibu..!”
Kemudian aku menurut saja, aku lihat punggungnya. Karena tak ada apa-apa, aku bilang,
“Nggak ada apa-apa kok Bu..!” Namun tanpa disangka, ia malah membuka semua gaun tidurnya, dengan tetap membelakangiku.
Aku lihat punggungnya yang begitu mulus dan putih. Kemudian ia menarik tangan aku ke payudaranya, oh sungguh kenyal dan besar hatiku berdebar tak karuan. Kemudian aku merayapi putingnya, dan benar perkiraan aku, putingnya besar dan masih keras.
Kemudian ia membalikkan badannya, ia tersenyum sembari membuka celana dalamnya. Terlihat di sekitar kemaluannya banyak ditumbuhi bulu yang lebat. Kemudian aku berkata,
“Kenapa Ibu membuka baju..?” Ia malah berkata,
“Sudah.., tenang saja! Pokoknya puaskan aku malam ini, kalau perlu hingga pagi.”
Karena disuut rangsangan dari badan yang indah, aku ingin juga merasakan badannya, aku pun tanpa basa-basi langsung mencium dan juga meremas payudaranya. Aku hisap hingga ia merasa kegelian. Kemudian ia membuka pakaian aku, ia pun terbelalak sewaktu ia melihat gagang kejantanan aku.
“Oh, besar dan panjang..!” Dosenku pun sudah mulai terlihat atraktif, ia mengulum kemaluan aku hingga biji kemaluanku. Rasanya sungguh tak terbayangkan
“Ah.. ahh Bu… enak sekali, terus Bu, aku belum pernah diperlakukan seperti ini..!” desah aku.
Karena dipuji, ia pun terus semangat memaju-mundurkan mulutnya. Aku juga meremas-remas terus payudaranya, nikmat sekali kata dosen aku. Kemudian ia mengajak aku untuk merubah posisi dan membentuk posisi 69. Aku mencoba menjilati kemaluannya , karena menurutku rasanya aneh, aku mencoba dengan memasukkan jari aku, berharap bisa memberi yang terbaik.
“Ah.. Ron, aku sudah nggak kuat nih..! Cepat masukkan kemaluanmu..!” katanya.
“Baik Bu..!” jawab aku sembari mencoba memasukkan gagang kemaluan aku ke liang senggamanya.
“Ah.., ternyata sempit juga..! Jarang dimasukin ya Bu..?” tanya aku.
“Iya Ron, suami Ibu jarang bercinta dengan Ibu, karena itu Ibu belum punya anak, ia pun juga sebentar permainannya.” jawabnya. Kemudian ia terus menggelinjang-gelinjang sewaktu dimasukkannya kemaluan aku sembari berkata,
“Ohh… ohhh… besar sekali kemaluanmu, tak muat ke kemaluanku, ya Ronyy..?”
“Ah nggak kok Bu..” jawab aku sembari terus berusaha memasukkan gagang keperkasaan aku.
Kemudian, untuk melonggarkan lubang kemaluannya, aku pun memutar-mutar gagang kemaluan aku dan juga mengocok-ngocoknya dengan harapan dapat melonggarkan liangnya. Dan betul, lubang senggamanya mulai membuka dan gagang kejantanan aku mulai masuk setengah.
“Ohhh… ohhh… Terus , masukkan terus, jangan ragu..!” katanya memohon.
Sesudah memutar dan mengocok gagang kejantanan aku, akhirnya masuk juga kemaluanku semua ke dalam liang keperempuanannya.
“Oohh pssfff… aha hhah.. ah…” desahnya yang diikuti dengan teriakannya,
“Oh my GOD..! Ohhh..!” Aku pun mulai mengocok gagang kemaluan aku keluar masuk.
Tak sampai semenit kemudian, dosenku sudah mengeluarkan cairan kemaluannya.
“Oh Ron, Ibu keluar…” terasa hangat dan kental sekali cairan itu.
Cairan itu juga memudahkan aku untuk terus memaju-mundurkan gagang keperkasaan aku. Karena cairan yang dikeluarkan terlalu banyak, terdengar bunyi,
“Slepp… sleeeeppp… slepppppp” sangat keras.
Karena aku melakukannya sembari menghadap ke arah pintu, sehingga terdengar sampai ke luar ruang kerjanya. Saat itu aku sempat melihat pembantunya mengintip permainan kami. Ternyata pembantu itu sedang meremas-remas payudaranya sendiri (mungkin karena bernafsu melihat permainan kami).
Oh, betapa bahagianya aku sembari terus mengocok gagang keperkasaan aku maju mundur di liang kemaluan dosen aku. Aku juga melihat tontonan gratis ulah pembantunya yang masturbasi sendiri, dan aku baru kali ini melihat perempuan masturbasi.
Sesudah 15 menit bermain dengan posisi aku berada di atasnya, kemudian aku menyuruh dosen aku pindah ke atas aku sekarang. Ia pun terlihat agresif dengan posisi seperti itu.
“Aha.. ha.. ha…” ia berkata seperti sedang bermain rodeo di atas badan aku.
15 menit kemudian ia ternyata klimaks yang kedua kalinya.
“Oh, cepat sekali dia klimaks, padahal aku belum sekalipun klimaks.” batin aku.
Kemudian sesudah klimaksnya yang kedua, kami berganti posisi kembali. Ia di atas meja, sedangkan aku berdiri di depannya. Aku terus bermain lagi sampai merasakan batas dinding rahimnya.
“Oh.. oh.. Ron, pelan-pelan Ronyy..!” katanya.
Kelihatannya ia memang belum pernah dimasukan gagang kemaluan suaminya hingga sedalam ini. 15 menit kemudian ia ternyata mengalami klimaks yang ketiga kalinya.
“Ah Ron, aku keluar, ah… ah… ahhh… nikmat..!” desahnya sembari memuncratkan kembali cairan kemaluannya yang banyak itu.
Sesudah itu ia mengajak aku ke bath-tub di kamar mandinya. Ia berharap agar di bath-tub itu aku dapat klimaks, karena ia kelihatannya tak sanggup lagi membalas permainan yang aku berikan. Di bath-tub yang diisi setengah itu, kami mulai menggunakan sabun mandi untuk mengusap-usap badan kami. Karena dosen aku sangat senang diusap payudaranya, ia terlihat terus-terusan bergelinjang. Ia membalasnya dengan meremas-remas buah kemaluan aku menggunakan sabun (bisa pembaca rasakan nikmatnya bila buah zakar diremas-remas dengan sabun).
Sesudah 15 menit kami bermain di bath-tub, kami akhirnya berdua mencapai klimaks yang keempat bagi dosen aku dan yang pertama bagi aku.
“Oh Ron, aku mau keluar lagi..!” katanya.
Sesudah terasa penuh di ujung kepala kemaluan aku, kemudian aku keluarkan gagang kejantanan aku dan kemudian mengeluarkan cairan lahar panas itu di atas payudaranya sembari mengusap-usap lembut.
“Oh Ron, engkau sungguh kuat dan partner bercinta yang dahsyat, engkau tak cepat klimaks, sehingga aku dapat klimaks berkali-kali. ini pertama kalinya bagiku Ron. Suamiku biasanya hanya dapat membuatku klimaks sekali saja,kadang-kadang tak sama sekali.” ujar dosen aku.
Kemudian karena kekelalahan, ia terkulai lemas di bath-tub tersebut, dan aku keluar ruang kerjanya masih dalam keadaan bugil mencoba mengambil pakaian aku yang berserakan di sana. Di luar ruang kerjanya, aku lihat pembantu dosen aku tergeletak di lantai depan pintu ruangan itu sembari memasukkan jari-jarinya ke dalam kemaluannya.
Karena melihat badan pembantu itu yang juga montok dan putih bersih, aku mulai membayangkan bila aku dapat bersebadan dengannya. yang menarik dari badannya adalah karena payudaranya yang besar, sekitar 36D. Akhirnya aku pikir, biarlah aku main lagi di ronde kedua bersama pembantunya.
Pembantu itu pun juga tampaknya bergairah sesudah melihat permainan aku dengan majikannya. Aku langsung menindih badannya yang montok itu dengan sangat bernafsu. Aku mencoba melakukan perangsangan terlebih dulu ke bagian sensitifnya.
Aku mencium dan menjilat seluruh permukaan payudaranya dan turun hingga ke bibir kemaluannya yang ditumbuhi hutan lebat itu. Tak berapa lama kemudian, kami pun sudah mulai saling memasukkan alat kelamin kami.
Kami bermain sekitar 30 menit, dan tampaknya pembantu ini lebih kuat dari majikannya. Terbukti sewaktu kami sudah 30 menit bermain, kami baru mengeluarkan cairan kemaluan kami masing-masing.
Oh, ternyata aku sudah bermain seks dengan dua perempuan bernafsu ini selama satu setengah jam. Aku pun akhirnya pulang dengan rasa lelah yang luar biasa, karena ini adalah pertama kalinya aku merasakan bercinta dengan perempuan.


No comments:

Post a Comment