istanaxxx.blogspot.com
- Ini melibatkan saya dan adik kandung saya. Nama saya Andy, saat ini
saya pria berumur 26 tahun, Sedangkan adik saya bernama Rindy, berumur
23 tahun. Cerita ini berawal ketika saya berumur 10 tahun, dimana saya
mulai menyukai cerita-cerita yang berhubungan dengan seks.
Pada
umur tersebut saya juga sudah terbiasa melakukan masturbasi. Pada suatu
ketika, saya melihat berita di sebuah surat kabar tentang hubungan seks
antara kakak-beradik. Saya telah sudah sering membaca tentang berbagai
cerita seks, tetapi baru kali ini antara saudara sendiri. Ini merupakan
cerita yang sangat menarik. Setiap mengingat cerita tersebut, saya
menjadi semakin tertarik. Karena cerita tersebut, sepertinya dapat
diwujudkan.
Pada
saat itu, saya menempati ruangan tidur yang sama dengan adikku, Rindy.
Hanya saja menempati ranjang yang berbeda, namun jaraknya hanya sekitar 2
meter. Suatu malam sekitar pukul 00.30, saya terbangun sementara
tampaknya semua orang di rumah ini sudah tertidur.
Aku
lihat Rindy juga tertidur pulas. Selimutnya tersingkap sebagian pada
bagian paha. Sementara kedua kakinya membentang, sehingga celana
dalamnya terlihat. Hal ini membuat saya menjadi bernafsu, apalagi jika
mengingat cerita tentang hubungan seks kakak-beradik.
Perlahan
saya turun dari tempat tidur, dan mendekati ranjang Rindy. Saya ingin
memastikan bahwa ia tertidur pulas, dengan menggelitik telapak kakinya.
Dan ternyata ia tertidur pulas. Tak tahan lagi, saya sentuhkan jari-jari
saya ke cd Rindy yang menutupi vaginanya. Semakin lama sentuhan yang
saya berikan semakin keras menekan, dan rindy tetap tertidur.
Merasa
kurang puas, saya mencoba menyentuh langsung vagina Rindy dengan
memasukkan tangan saya ke dalam cd-nya melalaui bagian perut. Tangan
saya bergetar cukup keras.Saya tidak perduli, dan akhirnya saya dapat
menggapai vagina Rindy secara langsung. Saya remas-remas. Dan jari-jari
saya merasakan celah. Setelah beberapa saat, merasa kurang puas, saya
keluarkan tangan saya dan bermaksud membuka cd yang dikenakan Rindy.
Dengan kedua tangan, perlahan saya turunkan cd-nya. Ketika sebagian
vagina mulai terlihat, usaha untuk menurunkan lebih jauh agak
sulit.Dengan usaha lebih tekun akhirnya, saya berhasil menurunkan cd
Rindy sampai seluruh bagian vagina terlihat.
Tak tahan lagi, saya ciumi vagina Rindy. Kemudian saya mencoba mencari lubang yang sering saya dengar, tempat
melakukan hubungan seks. Saya pikir ada di bagian depan, ternyata pikiran saya selama ini salah. ternyata posisi
yang sebenarnya ada di bagian bawah. Kembali saya ciumi dan jilati vagina rindy sampai pada bagian lubang. Saya
sudah
benar-benar tidak tahan lagi. Saya lepaskan celana saya, dan perlahan
naik ke ranjang Rindy. Sementara tangan kanan menahan tubuh, tangan kiri
mengarahkan penis ke lubang vagina. Tampaknya tidak mungkin. Saya
mencoba memasukkan dari depan, padahal lubang ada di bawah.
Sementara saya berusaha, tiba-tiba tubuh Rindy bergerak. Karena takut ketahuan, saya cepat-cepat bangun dan
merapihkan kembali cd Rindy. Mengenakan celana saya dan kembali ke ranjang. Dan kembali tidur.
Pengalaman pada malam tersebut, terkenang selalu. Bahkan pada saat belajar di sekolah. Membuat saya selalu
menunggu datangnya malam, saat dimana semua orang tertidur. Selama beberapa malam saya melakukan usaha serupa,
tapi selalu gagal ketika takut Rindy terbangun.
Sampai
suatu malam ketika saya benar-benar sangat bernafsu. Saya sudah
melepaskan cd Rindy dan saya sudah tidak mengenakan celana dan baju.
Benar-benar bugil. Saya sudah bulatkan tekad untuk melakukannya malam
ini. Perlahan saya menaiki ranjang Rindy. Kedua kaki Rindy, saya
rentangkan lebar-lebar. Saya ciumi vagina Rindy sepuas hati. Ketika
bosan, saya mulai arahkan penis saya ke vagina Rindy. Ternyata tidak
semudah yang dibayangkan. Sulit sekali mengarahkan penis ke vagina.
Ketika penis saya mulai memasuki vagina, saya semakin terangsang. Apapun
yang terjadi saya harus berhasil malam ini. Saya dorong penis saya
semakin memasuki vagina Rindy. Pada suatu saat terasa agak sulit, namun
saya terus memaksa. Sampai seluruh penis saya masuk ke dalam vagina
Rindy.
Semua usaha saya tersebut, membuat Rindy terbangun. Mungkin saya pikir membuat rasa sakit pada Rindy. Ia
bingung
dengan apa yang terjadi. Ia merintih dan mulai memprotes apa yang saya
lakukan. Namun saya berkata kepada Rindy, ‘Sst…, jangan berisik dan
dimarahin mami. Kalo malam-malam berisik nanti dijewer lho’. Mendengar
komentar saya tersebut, ternyata Rindy langsung diam – hanya
kadang-kadang merintih menahan sakit.
Saya
terus menggoyang pinggan saya, mendorong penis masuk dan keluar dari
vagina Rindy. Karena baru pertama kali, permainan saya hanya berlangsung
tidak sampai 2 menit. Saya istirahat sebentar. Dan Rindy pun karena
lelah, juga kembali tertidur. Setelah beberapa saat, penis saya mulai
bangkit lagi. Kembali aku peluk Rindy, dan aku arahkan penis saya ke
vagina Rindy. Kembali vagina Rindy digesek oleh penis saya. Untuk
permainan kedua, saya bisa bertahan sampai 3 menit – sampai akhirnya
saya kelelahan lagi. Malam itu saya melakukan sampai 3 kali. Setelah itu
saya rapihkan pakaian rindy dan juga pakaian saya. Dan kembali tidur di
ranjang masing-masing.
Sejak
malam itu, hampir setiap malam saya melakukan hubungan seks dengan
Rindy. Pada awalnya Rindy hanya menerima apa yang saya lakukan, tetapi
setelah setahun tampaknya Rindy mulai menyukainya. Karena ketika saya
tertidur, Rindy datang ke ranjang saya dan memegang penis saya. Selama 4
tahun, saya menyetubuhi Rindy dengan leluasa. Tapi ketika ia menginjak
11 tahun, saya tidak bisa leluasa seperti dulu, karena salah-salah bisa
saja dapat mengakibatkan Rindy hamil.
Ketika
saya berumur 12 tahun (Rindy 9 tahun), kami sering mencari kesempatan
selain pada malam hari. Ketika hari libur, dimana papi ke kantor dan
mami ke pasar. Tapi yang paling kami sukai ketika hari libur, papi dan
mami pergi mengunjungi saudara atau ada undangan. Karena bisa seharian
kami memuaskan diri melakukan hubungan seks. Bahkan seharian itu, kami
sama-sama tidak mengenakan pakaian.
Ketika
leluasa, kami melakukan seks di kamar kami (tapi sejak saya umur 12
tahun, kamar kami terpisah), kamar mami-papi, di ruang tamu, ruang
keluarga atau bahkan di kebun belakang yang tertutup. Mungkin yang
paling menggairahkan adalah ketika kami bercinta di kebun belakang. Di
atas rumput jepang yang hijau rapih. Dengan atap langit, ditiup angin
alami. Bahkan kami pernah melakukannya di saat hujan deras.
Sampai
saat ini kami tetap melakukannya secara kontinyu. Walau kami
masing-masing mempunyai pacar, tetapi hubungan kami tetap berlangsung.
Jika di rumah tidak ada kesempatan kami biasanya melakukannya di sebuah
hotel. Rupanya hubungan antara saya dan Rindy, ada orang lain yang
mengetahui, yaitu Melly, salah seorang adik saya. Pada saat itu saya
berumur 24 tahun, Rindy 21 tahun dan Melly 19 tahun.
Kejadiannya
ketika saat kedua orang tua kami mengunjungi saudara di luar kota
selama 3 hari. Di rumah saya dan kedua adik saya. Seperti biasa setiap
ada kesempatan saya dan Rindy mempunyai keinginan untuk bercinta. Saat
itu Melly hari Sabtu pukul 8.30 dan Melly masih tertidur. Saya dan Rindy
saling berpelukan di ruang keluarga. Saya ciumi payudaranya, perut dan
lehernya secara begantian. Sementara itu tangan saya melakukan gerilya
di balik cd yang dikenakan Rindy, menelusuri gunung dan lembah di balik
cd.
Setelah
beberapa lama melakukan pemanasan, saya mulai melepas daster dan cd
yang dikenakan Rindy. Ia terlentang dalam posisi tanpa busana. Sementara
saya membuka seluruh pakaian saya, Rindy merentangkan kakinya
lebar-lebar dan menggosok-gosok vaginanya dengan tangannya. Saya segera
peluk rindy dengan penuh nafsu, kami saling berpeluk erat dan meraba.
Penis, saya gesek-gesekan pada bagian luar vagina Rindy. Dada saya
menekan keras pada payudara. Bibir kami saling memagut, dan lidah kami
saling merasakan.
Ketika
cukup lelah kami bergulat, saya mulai arahkan penis saya yang berukuran
15 cm dan diameter 1,25 inch. Perlahan memasuki liang vagina Rindy.
Tiba-tiba saja kaki Rindy melingkar dan menekan di pinggang saya.
Dimulai dengan perlahan, saya menggerakan penis masuk dan keluar. Bunyi
becek yang kami hasilkan membuat saya menjadi lebih bernafsu. Saya lebih
percepat lagi gerakan masuk dan keluar. Hal ini membuat Rindy tambah
bernafsu juga, sehingga ia mendesah dengan suara yang tidak bisa
dibilang kecil. Kami saling berpelukan, kedua tangan kami masing-masing
saling melingkar, menekan punggung. Kaki Rindy melingkar di pinggang
saya. Sementara saya mengambil posisi bertumpu pada lutut yang menekuk.
Setiap hentakan pinggul saya mendorong, selain menghasilkan bunyi becek
juga menghasilnya bunyi hentakan karena paha saya dan bokong Rindy
beradu.
Namun
saya berusaha menahan nafsu, karena saya tidak ingin orgasme lebih dulu
sebelum rindy. Saya coba konsentrasi. Sementara bunyi desahan dan
erangan rindy sudah mulai bermacam dan semakin keras. Ketika saya harus
berkonsentrasi dan Rindy sudah hampir mencapai orgasme, saya menyadari
ternyata dua meter dari posisi saya dan Rindy telah berdiri Melly. Tentu
ia tahu apa yang sedang kami lakukan.
Tentu
saja, saya kaget dan membuat konsentrasi saya pecah. Penis saya
melemah, dan membuat gerakan masuk dan keluar terganggu. Hal ini membuat
tanda tanya bagi Rindy yang sudah hampir mencapai orgasme. Rindy
memperhatikan pandangan saya, dan ia baru menyadari bahwa ada yang
memperhatikan aktifitas kami. Namun karena Rindy sedang pada puncak
nafsunya, ia hanya berkata, ‘Biarin aja, ayo dong terusin. Ngga tahan
nih’, sambil berusaha membangunkan kembali penis saya.
Mendengar
ucapan Rindy, membuat saya kembali konsentrasi dan membangunkan kembali
penis. Aktifitas kembali normal, saya terus menggoyang Rindy. Ketika
Rindy benar-benar hapir orgasme, tiba-tiba saja ia mendorong tubuh saya
sehingga saya terduduk. Sementara penis saya tetap di dalam vagina
Rindy, ia juga mengambil posisi duduk dan tetap memeluk saya. Seperti
kegilaan, Rindy mengangkat dan menjatuhkan tubuhnya di atas penis saya.
Setelah beberapa detik, saya merasakan sesuatu yang panas mengalir
menyelimuti penis saya. Rupanya Rindy sudah orgasme. Saya baringkan
kembali tubuh Rindy, dan saya guncang tubuhnya lebih keras. Tubuhnya
bergetar hebat karena hentakan yang saya berikan. Setelah satu menit,
saya mulai merasa akan keluar. Saya benamkan penis saya dalam-dalam ke
vagina Rindy. ‘Mmmm …’, suara Rindy bersamaan dengan saat sperma saya
membanjiri vaginanya. Saya tidak khawatir, karena Rindy sudah minum pil.
Kami berpelukan beberapa saat.
Ketika
permainan selesai, ternyata Melly masih tetap di tempat pada saat saya
melihat dia. Ia masih memandangi kami. Ketika Rindy melihat dan
menyapanya, tiba-tiba saja Melly lari ke kamarnya.
Aku
dan Rindy membawa pakaian kami masing-masing dan menuju kamar mandi
untuk bersih-bersih. Di kamar mandi pun, kami masih sempat saling
memberi sentuhan. Selesai mandi, Rindy masuk ke kamarnya dan saya masuk
ke kamar saya.
Baru
beberapa saat tiduran di kamar, saya merasa ada seseorang yang
membangunkan saya. Ketika saya lihat ternyata Melly. Ia bertanya, ‘Kak
Andy, kenapa sih koq dengan Kak Rindy ?. Saya sebenarnya tahu persis apa
yang dimaksud. Untuk memastikan saya bertanya, ‘Apa maksud Melly ?’.
‘Kenapa koq Kak Andy melakukan hubungan seks dengan Kak Rindy. Dia kan
adik kandung sendiri. Koq tega sih.’, Melly menjawab.
Saya
agak bingung untuk menjawab apa. ‘Mel, Kak Andy sayang ke Kak Rindy dan
begitu sebaliknya. Karena itu Kak Andy dan Rindy melakukan hal itu.
Karena sama-sama suka. Kalo Kak Rindy ngga suka mana mungkin lah bakal
terjadi kaya tadi. Iya kan.’.
‘Tapi kan … tapi kan …’, Melly terdiam.
‘Mel,
Melly ngga mau kan ada keributan di rumah. Jangan bilang mami papi ya.
Andy yakin, Melly mengerti apa yang dilakukan Andy dengan Kak Rindy. Dan
itu sudah berlangsung lebih dari 12 tahun.’, saya mencoba menenangkan
suasana.
‘Apa,
12 tahun ?’, Melly tampak kaget dengan penjelasan saya. ‘Jadi Kak Andy
sudah melakukannya sejak kecil. Dan papi-mami ngga tahu.’, enath mengapa
hal ini membuat tampang Melly seperti orang bingung.
‘Kalo
boleh Mel tahu, bercinta itu rasanya kaya apa sih ? Katanya kalo gituan
yang untung cuma cowok. Tapi koq banyak cewek yang suka juga.’,
tiba-tiba saja Melly menanyakan suatu yang membuat saya cukup kaget.
Di
sisi lain, entah mengapa tiba-tiba saja pertanyaan tersebut membuat
penis saya mengeras. Dari segi pisik, Melly memang lebih menggairahkan
dibandingkan Rindy. Melly pada usia 19 tahun memiliki tinggi 164 cm
dengan payudara yang menantang dan tubuh yang padat berisi. Ditambah
pertanyaan ‘Bagaimana rasanya’, membuat saya berkeinginan bercinta
dengan Melly. ‘Susah untuk diceritakan, bagaimana kalo langsung dicoba
?, saya memberanikan diri untuk menyatakan langsung. Melly hanya terdiam
dan hanya tersenyum.
Entah
apa yang terjadi dengan saya, langsung Melly saya peluk. Saya berikan
ciuman di leher dengan penuh nafsu. Walaupun saya agak canggung begitu
pula dengan Melly, tapi karena nafsu membuat segalanya berjalan lancar.
Saya raba seluruh bagian tubuh yang sensitif. Saat itu saya tidak ingin
berlama-lama. Segera saya buka seluruh pakaian yang dikenakan Melly. Ia
malu-malu menutup payudaranya dengan kedua tangan dan menyilangkan
kakinya untuk menutup vaginanya. Ternyata Melly benar-benar
menggairahkan dalam posisi tanpa busana. Saya pun melepas seluruh
pakaian saya.
Saya
dekati Melly, saya usap keningnya, dan tangan saya turun perlahan ke
tangannya. Saya genggam tanggannya, berusaha melepaskan tanggannya yang
menutupi payudaranya. Walau pada awalnya melawan, namun akhirnya
melepaskan juga. Saya ciumi payudaranya yang kanan, sementara yang kiri
saya remas-remas. Saya nikmati payudaranya dari dasar bukit sampai ke
puncaknya. Saya setengah duduk pada perut Melly. Dengan kedua tangan
saya meremas payudara kanan dan kirinya.
‘Hmm, Kak Andy sakit ih.’, Melly berkomentar.
‘Kalo
gitu berhenti ya ?’, saya tahu walaupun merasakan sedikit sakit Melly
jug abisa menikmatinya. ‘Jangan… jangan dong …’, tiba-tiba saja Melly
setengah berteriak. Dan saat ia sadar dengan teriakannya mukanya
memerah.
Saya
teruskan menikmati tubuh Melly. Lidah saya bergerak dari celah antara
kedua payudara turun menjelajah perut. Dan turun lagi mengarungi hutan
yang menutupi vagina Melly. Saya ciumi rambut yang menutupi vaginanya,
sambil sesekali saya tarik dengan bibir dan lidah saya. Tanpa sadar,
Melly melemaskan kedua kakinya membuat saya dengan mudah merentangkan
kakinya lebar-lebar. Saya segera mengambil posisi di antara kedua
kakinya. Kedua tangan saya mencoba membuka celah vagina Melly sampai
lubang vaginanya terlihat. Segera saya cium dan jilati vagina Melly
dengan penuh nafsu. Sesekali saya menggigit bagian luar vagina Melly.
Saya tahu ini membuat melly kegelian sehingga sesekali mendorong kepala
saya.
Setelah
lidah saya pusa bermain, penis saya sudah tidak sabar. Saya ambil
posisi duduk dengan kedua kaki saya direntangkan. Dan kedua kaki Melly
saya letakkan di atas paha saya. Penis saya sudah di mulut vagina Melly.
Untuk menenangkan, saya mengatakan, ‘Mel, untuk pertama mungkin sakit
tetapi sesudahnya ngga koq. Tahan ya ?’, dan Melly hanya terdiam.
Kepala
penis saya masukkan, perlahan namun pasti penis saya bergerak masuk.
Samapi saat saya merasa ada yang menahan untuk maju lebih jauh. Saya
tahu pasti itu selaput dara Melly. Tentu ia masih perawan. Waktu pertama
dengan Rindy mungkin saya tidak mengerti, tapi pengalaman dengan pacar
saya membuat saya tahu. Saya terus mendorong secara perlahan. Rasa sakit
mulai mengganggu Melly, sesekali ia menggangkat tubuhnya dengan
punggungnya. Tapi suatu kali karena sakit, ia menggerakan tubuhnya cukup
keras. Hal ini membuat pinggulnya mendorong ke arah penis saya. Dan …
selaput dara Melly telah saya tembus. Ia merasakan sakit. Untuk
sementara, saya diamkan sampai Melly tenang.
Ketika
ia sudah tenang, saya masukan penis saya lebih jauh lagi. Sampai
akhirnya seluruhnya masuk. Perlahan saya tari keluar dan dorong lagi ke
dalam. Kalau saya perhatikan, setiap penis saya masuk dan keluar, ada
bagian vagian Melly yang terdorong dan keluar. Itu karena vagina Melly
masih sangat sempit. Sungguh sangat erotis melihatnya. Saya lihat Melly
menyukainya, walaupun masih terlihat ekspresi rasa sakit di wajahnya.
Sambil
menggerakan penis saya keluar masuk vagina Melly, saya lumat
payudaranya. Gerakan saya semakin bersemangat. Dorongan dan tarikan saya
semakin cepat, mungkin karena sempitnya vagina Melly membuat saya lebih
cepat orgasme. Tapi saya tidak berani menyebarkan sperma saya di dalam
vagian Melly seperti saya lakukan pada Rindy. Ketika hampir saatnya,
saya segera cabut dan saya gosok-gosokan pada bagian luar vaginanya
sampai akhirnya meluap dan membanjiri permukaan vagina dan
rambut-rambutnya.
Saya
sadar bahwa Melly belum merasa puas, segera saya masukan jari tengah
saya ke dalam vaginanya. Saya gosok-gosokan sambil kepala saya rebahan
di payudaranya. Setelah dua menit tubuh Melly seperti mengejang. Ia
seperti meledak-ledak dan ia terdiam melepaskan kekejangan di ototnya.
Jari
saya benar-benar basah dibanjiri cairan dari dalam vaginanya. Saya
oleskan ke penis saya, ke pangkalnya ke kepalanya dan lubang penis saya.
Hal ini membangkitkan kembali penis saya. Saya berniat memasukkan
kembali penis saya ke vagina Melly.
Tiba-tiba
saya dengar suara Rindy, ‘Ehh jangan, kamu kan ngga tahu jadwalnya
Melly. Nanti bahaya’. Setelah itu ia melepaskan seluruh pakaiannya dan
menyiapkan tubuhnya untuk saya. Sekali lagi saya bercinta dengan Rindy.
Kali ini pertempuran berlangsung benar-benar lama. Setelah sama-sama
sampai pada puncaknya saya terjatuh dan terlelap di atas tubuh Rindy,
sementara penis saya masih di dalam vaginanya.
Saat
saya sadar, ternyata Melly juga tertidur di samping saya dan Rindy.
Sore itu aktifitas kami hanya bercinta, mandi, makan dan bercinta. Hari
itu saya bercinta dengan Rindy sebanyak 3 kali dan dengan Melly 4 kali.
Sampai pukul 23.00, dan terbangun pada hari Minggu pukul 9.30.
Sejak
saat itu, selain dengan Rindy saya juga bercinta dengan Melly. Keduanya
adik kandung saya. Kami saling menyayangi. Kami masing-masing mempunyai
kehidupan di luar rumah, seperti adanya yang lain. Tapi juga punya
kehidupan di dalam rumah yang tersendiri.
Jadi pada saat ini saya, mempunyai aktifitas seks dengan tiga orang, yaitu Rindy, Melly dan pacar saya.
Melly
mempunyai seorang teman akrab, teman sekolah. Namanya Lili, orangnya
cantik, sexy dan menggairahkan. Mereka saling bercerita tentang rahasia
mereka masing-masing. Hanya antara mereka. Suatu ketika, saat saya
sedang bercinta dengan Melly, ia menceritakan bahwa ia telah
menceritakan aktifitas seks antara saya dan Melly atau Rindy kepada
Lili. Tapi ia menjamin bahwa, Lili akan menyimpan rahasia.
Selain
itu pada saat yang bersamaan, Melly juga mengatakan bahwa Lili punya
rahasia. Yaitu Lili sering diminta ayahnya untuk melakukan hubugan seks.
Cerita itu membuat saya semakin bernafsu menyetubuhi Lily. Dan Lily
tampaknya tahu hal tersebut.